Kisah Seorang Pelacur masuk sorga
Suatu ketika terlihat seorang perempuan
muda berjalan serseok-seok seolah menahan rasa letih. Sudah terlalu jauh
ia menyusuri sepanjang jalan, untuk mencari sesuap nasi.
Menawarkan diri kepada siapa saja
yang mau, meski dengan harga yang murah, perempuan muda itu terlihat
terlalu tua dibandingkan dengan usia sebenarnya. Wajahnya Kuyu di guyur
penderitaan panjang.
Ia tidak memiliki keluarga, kerabat,
ataupun sanak saudara lainya. Orang-orang sekelilingnya menjauhinya.
Bila bertemu dengan perempuan tersebut mereka melengos menjauhinya
karena jijik melihatnya.
Namun perempuan itu tidak peduli, karena
pengalaman dan penderitaan mengajarinya untuk bisa tabah. Segala ejekan
dan cacimaki manusia diabaikanya. Ia berjalan Dan Berjalan, seolah
tiada pemberhentianya.
Ia tak pernah yakin, perjalananya akan
berakhir. Tapi ia terus berusaha melenggak-lenggok untuk menawarkan
diri. Namun sepanjang itu Sunyi saja, sementara panas masih terus membakar dirinya.
Entah sudah berapa jauh ia berjalan,
namun tak seorangpun juga yang mendekatinya. Lapar dan Haus terus
menyerangnya. Dadanya terasa sesak dengan nafas yang terengah-engah
kelelahan yang amat sangat. Betapa lapar dan hausnya dia.
Akhirnya sampailah ia disebuah desa yang
sunyi. Desa itu sedemikian gersangnya hingga sehelai rumputpun tak
tumbuh lagi. Perempuan lacur itu memandang ke arah kejauhan. Matanya
nanar melihat kepulan debu yang bertebaran di udara. Kepalanya sudah
mulai terayun-ayun dibalut kesuraman wajahnya yang kuyu.
Dalam pandangan dan rasa hausnya yang
sangat itu. Ia Melihat sebuah sumur di batas desa yang sepi. Sumur itu
ditumbuhi rerumputan dan ilalang kering yang rusak di sana-sini. Pelacur
itu berhenti di pinggirnya sambil menyandarkan tubuhnya yang sangat letih. rasa hauslah yang membawa ia ke tepi sumur tua itu.
Sesaat ia menjengukan kepalanya ke dalam
sumur tua itu. Tak tampak apa-apa, hanya sekilas air memantul dari
permukaanya. Mukanya tampak menyemburat senang, namun bagaimana harus
mengambil air sepercik dari dalam sumur yang curam?
Perempuan itu kembali terduduk.
Tiba-tiba ia melepaskan stagenya yang mengikat perutnya, lalu dibuka
sebelah sepatunya. Sepatu itu diikatnya dengan stagen, lalu di
julurkanya ke dalam sumur. Ia mencoba mengais air yang hanya tersisa
sedikit itu dengan sepatu kumalnya. betapa hausnya ia, betapa dahaganya
ia.
Air yang tersisa sedikit dalam sumur itu
pun tercabik, lalu ia menarik stagen perlahan-lahan agar tidak tumpah,
namun tiba-tiba ia merasakan kain bajunya ditarik-tarik dari belakang.
Ketika dia menoleh, di lihatnya seekor
anjing dengan lidahnya terjulur ingin meloncat masuk kedalam sumur itu.
Sang pelacur pun tertegun melihat anjing yang sangat kehausan itu,
sementara tenggorokannya sendiri serasa terbakar karena dahaga yang
sangat.
Sepercik air kotor itu sudah ada di dalam sepatunya. kemudian dia akan
meneguknya, Anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya sambil merintih.
Pelacur itupun mengurungkan niatnya untuk mereguk air itu. Dielusnya kepala hewan itu dengan penuh kasih.
Si Anjing memandangi air yang berada di dalam sepatu, lalu perempuan
itu meregukan air hanya sedikit ke dalam mulut sang anjing, dan
perempuan itu pun seketika terkulai roboh sambil tangannya memegang sepatu.
Melihat perempuan itu tergeletak tak
bernafas lagi, sang Anjing menjilat-jilat wajahnya, seolah menyesal
telah mereguk air yang semula akan direguk perempuan itu. Pelacur itu
benar-benar meninggal.
Para malaikatpun turun kebumi
menyaksikan jasad sang pelacur. Malaikat Raqib dan Atib sibuk
mencatat-catat, sementara malaikat Malik dan Ridwan saling berebut.
malik, si penjaga neraka sangat ingin membawa perempuan pelacur itu ke
neraka.
Sementara Ridwan, si penjaga Syurga,
mencoba mempertahankanya. Ia ingin membawa pelacur itu ke syurga.
Akhirnya persoalan itu mereka hadapkan kepada ALLAH SWT. ”Ya Allah,
sudah semestinya pelacur itu mendapat siksaan di neraka, karena sepanjang hidupnya menentang larangan Mu. ” kata Malik.
”Tidak ! ” bantah Ridwan. Kemudian Ridwan berkata kepada Allah, ” Ya
Allah, bukankah hambaMu si pelacur itu termasuk seorang wanita
yang ikhlas melepaskan nyawanya daripada melepaskan nyawa Anjing yang
kehausan, sementara ia sendiri melepaskan kehausan yang amat sangat?”
Mendengar perkataan Ridwan, Allah lalu berfirman, ” Kau benar, wahai
Ridwan, wanita itu telah menebus dosa-dosanya dengan mengorbankan
nyawanya demi makhlukKu yang lain. Bawalah ia ke syurga, Aku meridhoinya..”
Seketika malaikat Malik kaget dan terpana mendengar Firman
Allah itu, sementara malaikat Ridwan merasa Gembira. Ia pun membawa
hamba Allah itu memasuki surga. lalu Bergemalah suara takbir, para
malaikat berbaris memberi hormat kepada wanita, sang hamba Allah yang ikhlas itu.
No comments:
Post a Comment