Saturday, March 24, 2012

KENAPA AKU DIUJI??

Kenapa aq di uji?
Surah Al ankabut ayat 2-3 : Apakah mnusia itu mengira bhw mrka d biarkan (saja) mengatakan :"Kami tlh beriman", sedang mrka tdk diuji lg? Dan sesungguhny Kami tlh menguji org" sblm mrk, mk ssungguhnya Allah mengetahui org" yg bnr & ssungguhnya Dia mengetahui org" yg dusta.

Knp aq tdk mendapatkan apa yg aq idam-idamkan?
Surah Al baqarah ayat 216 : Boleh jd kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu & blh jd (pula) kamu menyukai ssuatu pdhl ia amat buruk bg mu. Allah mengetahui, sdg kamu tdk mengetahui.

Knp ujian seberat ini?
Surah Al baqarah 286 : Allah tdk membebani seseorang melainkan sesuai dg kesanggupannya.

RASA FRUSTASI?
Surah Al imran ayat 139 : Janganlah kamu bersikap lemah, & jgn (pula) kmu bersedih hati, pdhl km lah org" yg plg tinggi (derajatnya), jk kamu org" yg beriman.

Bagaimana aku menghadapinya?
Surah Al imran ayat 200 : Hai org" yg beriman, bersabarlah kamu & kuatkanlah kesabaranmu & ttp lah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) bertaqwalah kpd Allah, spya km beruntung.

Surah Al baqarah ayat 45 : jadikanlah sabar dan shalat sbg penolongmu. & sesungguhny yg dmkian itu sunggh brat, kecuali bg orang" yg kusyu�.

Aku tak dpt bertahan lagi!!
Surah Yusuf ayat 87 : jgn lah kamu brputus asa dr rahmat Allah sesungguhnya tiada brputus asa dr rahmat Allah, melainkan kaum yg kafir.

Surah An nisaa� ayat 86 : apabila kamu dihormati dg suatu penghormatan, mk bls lah penghormatan itu dg lbh baik, atau balaslah (dg yg serupa) sesunggunya Allah memperhitung sgl sesuatu.

Kpd siapa aq berharap?
Surah At taubah ayat 129 : cukuplah Allah bg q, tdk ada Illah selain Dia. Hny kpd Ny aq bertawakal.

Apa yg aku dpt dr semua ini?
Surah At taubah ayat 11 : Sesungguhnya Allah tlh membeli dr org" mukmin, diri & harta mereka dg memberikan surga u/ mereka

MEMAAFKAN LEBIH MEMBAHAGIAKAN DARI PADA MEMBENCI

Disaat dalam kesendirian dan kesepian begitu berat beban hidup ini ketika kita disakiti atau didzalimi justru oleh orang yang kita sayangi atau orang lain, mengadu kepada Allah dengan tanpa disadari air mata itu mengalir membasahi pipi, tak kuasa untuk dibendungnya karena perih dihati, 'Ya Allah, bagaimana caranya menyembuhkan luka hati ini?' Ujian, cobaan tak kuasa untuk dipikulnya sendiri. Suatu yang mustahil untuk mengubah apa yang sudah terjadi karena luka itu teramat perih. Marah,dendam dan kecewa campur aduk, 'kamulah penyebab aku menderita begini!' Aku akan hancurkan kamu!' jika kita telah tersakiti begitu hebatnya kemarahan, hati menjadi mudah terkotori dengan nafsu membalas dendam dan ingin kembali menyakiti perbuatan orang yang telah menyakiti hati.

Kebahagiaan atau penderitaan tidak perlu mencari siapa yang bersalah, atau yang menyebabkan hidup anda menderita. Anda harus mampu memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati anda. Mohonlah ampunan kepada Allah untuknya. Sebenarnya anda termasuk orang yang diberikan rahmat oleh Allah. Jika anda disakiti berarti anda sedang teraniaya. Orang yang teraniaya adalah orang yang sedang diuji sekaligus diberikan kemudahan oleh Allah. Allah memberikan dua pilihan membalas perbuatannya atau memaafkan. Jika anda tidak membalas tetapi bersabar & memaafkan orang yang telah menyakiti anda maka Allah akan memberikan ampunan dosa-dosa anda dan Allah menganugerahkan kepada anda kehidupan yang lebih sehat, indah dan membahagiakan bagi anda.

'Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada dosa atas mereka. Sesungguhnya doa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas dimuka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya perbuatan demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.' (QS. Asy-Syuura' 39-43).

Thursday, March 22, 2012

●●Berhentilah Menyesali...●●

Berhentilah menyesali apa yang anda dapat dalam hidup anda bila tidak sesuai dengan apa yang anda inginkan. Secara filosofis hal itu adalah hal yang paling penting dalam anda mendapat kebahagian dalam hidup yang anda jalani, karena kita akan merasa tertekan bila apa yang telah kita miliki dalam hidup tidak sesuai dengan harapan atau cita-cita kita.

Percaya atau tidak, kebiasaan tidak pernah bersyukur atas apa yang kita miliki atau kita dapatkan adalah sebuah kebiasaan buruk yang telah menjadi kebiasaan dari kita. Seringkali kita sulit mendapatkan kebahagian dalam hidup, karena selalu merasa tidak beruntung, walau sebenarnya tidak kita sadari bahwa kita telah memiliki banyak hal dalam hidup kita. Ketika kita mendapat sesuatu mimpi atau keinginan, sebagai manusia pasti kita akan tergoda, atau tersirat dalam benak kita bahwa yang kita dapat terkadang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jauh didalam hati kita berharap bisa mendapat sesuatu yang lebih baik lagi.

Tanyakan pada diri kita secara terbuka, pasti kita pernah mengalami perasan seperti ini, karena hampir semua orang pernah mengalaminya. permasalahanya adalah ketika terjadi gap/perbedaan antara apa yang kita miliki dan apa yang kita inginkan, kita menjadi tidak puas atau bahkan bisa mengarah ke frustasi. Hal ini berlaku dalam hubungan kita dan dalam semua aspek dalam kehidupan kita.

Kunci kebahagiaan adalah dengan melihat atau menyadari tentang gap yang terjadi antara apa yang kita miliki dan apa yang kita inginkan. Cobalah sedikit luangkan waktu untuk bertanya pada diri anda sendiri apa yang sebenarnya kita harapkan, dan tanyakan juga apakah kalau kita sudah memiliki yang kita inginkan itu lalu kita akan puas. Apa bedanya sesuatu yang kita miliki dengan apa yang kita inginkan? Cobalah nikmati dan syukuri apa yang anda miliki saat ini, dan anda akan menemukan sesuatu yang membuat anda bahagia!

Yakinlah bahwa apa yang kita miliki adalah sesuatu yang terbaik. Cobalah lihat sekeliling anda, mungkin ada banyak orang yang sebenarnya masih mengejar apa yang anda miliki, dan banyak orang yang menginginkan apa yang anda miliki. Jangan pula menyesali ketika apa yang kita miliki seperti keluarga, pekerjaan, bisnis, pendidikan, atau pun benda lain yang telah kita miliki itu hilang atau raib. Jangan jadi orang yang menyesal ketika kita kehilangan yang kita miliki, karena kita tidak pernah mensyukuri dan menikmati apa yang kita miliki ketika terlalu terbuai dengan apa yang diinginkan.

"Syukuri, nikmati, dan jaga apa yang anda dapat dan miliki saat ini, karena anda akan merasakan penyesalan ketika sesuatu yang kita miliki itu hilang "

"Dengan bersyukur sesuatu yang kecil akan bernilai luar biasa"

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur."

GELISAHKAH HATIMU???

Wahai hati yang sedang gelisah,apakah yang sedang kau gelisahkan?

Bila engkau belum tahu pasti apa yang menggelisahkan mu,bagaimana mungkin engkau bisa merasa gelisah?

Sebetulnya, apakah yang sedang kau gelisahkan?



Ketahuilah bahwa penderitaan yang paling menyiksa mu,adalah penderitaan yang tidak pernah datang,tetapi yang kau ijinkan tumbuhdalam kekhawatiran- kekhawatiran mu.

Bila kekurangan yang kau rasakan,mengalahkan nilai dari keberuntunganyang telah ada pada mu,maka kegelisahan itu adalah candu bagi pikiran mu.

Kegelisahan yang mencandui mu itu berawaldari serat-serat sarang laba-labadalam angan-angan mu,yang kemudian kau ijinkan menguat, menajam,dan mengiris permukaan hati mu yang peka.

Kegelisahan mu akan memotong dan melubangi hati mu,yang kemudian mengalirkan kecerdasandan ketahanan hati muke parit-parit penyia-nyiaan sari kehidupan.

Maka selamatkanlah kecerdasan mu.lindungilah kecemerlangan hati dan pikiran mu.dan menangkanlah sari-sari kehidupan dalam diri mu.

Karena sebetulnya,bila engkau mengertikegelisahan adalah mabuknya orangyang sedang berada di depan penawaran-penawaran besarbagi kemungkinan- kemungkinanyang bisa ia capai sebagai pribadi yang mandiri.

Siapa kah di antara mu yang tidak akan tegangdan gelisah menantikan terbukanya tabir penutuphadiah besar bagi mu,untuk sikap, pikiran, dan tindakan mu yang mulia?

Bila yang kau nantikan adalah hadiahbagi pemuliaan diri mu,maka itu sama sekali bukanlah kegelisahanyang mengerdilkan,tetapi tarian kegembiraan hati mu.

Bila engkau belum memuliakan diri mu sendiri,maka kegelisahan mu adalah ronta dari keinginan hati muuntuk membayar penundaan dan pengabaiandari yang seharusnya sudah kau lakukan.

Engkau adalah jiwa yang dilahirkan mulia,maka semua kegelisahan muadalah upaya hati mu untuk mengembalikan kemuliaanyang telah menjadi bakat kelahiran mu.

Maka bertindaklah.

Janganlah engkau membatasi kebaikanyang akan kau lakukanhanya karena kemungkinan kegagalan,karena dengannyakau seperti berupaya membatalkansifat Tuhan mu Yang Maha Melindungi,bagi kerugian mu sendiri.

Itu sebabnyakau diperintahkan untuk membaca semua tanda,baik tanda yang akan memuliakan mu,yang akan menggagalkan mu, dan tanda bagi muuntuk mencoba lagi dengan lebih berpikir.

Engkau hanya boleh membatasi yang akan kau lakukanbila ia belum jujur, tidak adil, dan tidak memuliakan.

Janganlah jadikan kemungkinan kecewa musebagai penghambat kerja mu.

Ketahuilah bahwa kegelisahan dalam penundaankarena rasa takut akan kekecewaan –adalah perasaan yang lebih burukdaripada kekecewaan yang sebenarnya.

Kegelisahan mu lebih menyiksadaripada kekecewaan mu.

Alam menciptakan mu kuat, ... kuat sekali,tetapialam tidak menciptakan mu cukup kuatuntuk secara sekaligus menggembalakanpenyesalan-penyesal an masa lalu mu,menyelesaikan tugas-tugas mu hari ini,dan membesarkan kekhawatiran- kekhawatiran mudi masa depan.

Itu sebabnya alam memberi mu kecerdasanuntuk mendahulukan yang seharusnya kau dahulukan,dan meninggalkan yang seharusnya kau tinggalkan.

Hanya dengannya engkau akan disebut bijak,karena kebijakan adalah kecerdasandalam mengutamakan yang baik.

Engkau berhak untuk bergembira.Engkau berwenang untuk merajut kegembiraan mumenjadi permadani kebahagiaan mu.

Janganlah kau gunakan kegelisahan yang maya ituuntuk menggantikan hak nyata muuntuk berbahagia.

Janganlah engkau membatalkan yang mungkin bagi mudengan kegemaran mu mendahulukan kekhawatirantentang yang hanya akan terjadibila kau menghindari kebijakan.

Janganlah engkau bertahan berbaring di dalam bayangandan mengeluhkan kurangnya cahaya di atas kepala mu.

Bangunlah, dan melangkahlah ke luardan temuilah cahaya dari pengertian-pengerti an baikyang telah mencerahkansaudara-saudara mubahkan jauh sebelum kelahiran mu.

Majulah dan perbaikilah sudut pandang mu,agar lebih mungkin bagi muuntuk melihat masa depan yang lebih cerah.

Berdamailah dengan keadaan mu,karena apa pun keadaan mu sekarangadalah keadaan dari mana engkauakan mencapai semua kecemerlangan mu.

Engkau akan membatalkan perjalanan mumendaki tempat-tempat yang naik,bila engkau menolak menggunakan tanah yang rendahsebagai pijakan awal mu.

Pencerahan adalah penerimaan yang ikhlastentang yang benar.

Bila engkau tidak menemukan jalan keluardalam kegelisahan mu,maka berpalinglah engkaukepada pengertian yang benar;karena pencerahan muadalah penerimaan mu yang ikhlastentang yang benar.

Danbila engkau telah ikhlas dengan yang benar,engkau akan mampu mendengar keheningandalam kebisingan,danengkau akan melihat sinardalam kegelapan.



Bila cinta mu kepada kemuliaanmembuat mu bimbang dan bertanyaapakah engkau akan ditemukan,danapakah engkau akan dicari,

dengarkanlah ini.

Engkau yang meninggikan akan ditinggikan,engkau yang membesarkan akan dibesarkan.

Makabila engkau menemukan bagi saudara muyang belum menemukan,engkau akan ditemukan;

bila engkau mencarikan bagi saudara muyang sulit mencari,engkau akan dicari.

Bila Tuhan mu adalah keyakinan mu,maka Tuhan mu adalah dasar dari semua keyakinan mu.

Ini aku katakan kepada muagar engkau mengingatbahwa keraguan mu tidak boleh mendekatipelemahan keyakinan mu kepada Beliau.

Demikian besar kah kesusahan musehingga engkau mengecilkan nilai Tuhan mu bagi mu?

Beliau,Tuhan mu Yang Maha Pengasih,menunggu muagar engkau datang bermanja-manja kepada-Nyameminta maaf karena keraguan mu,mengembalikan kesadaran mukedalam kasih sayang Beliau.

Beliau ingin mendengar mu berjanji lagidengan meminjam kesungguhandari janji mu yang terakhir,bahwa engkau tidak akan lupa lagi,bahwa apa pun yang terjadiadalah untuk kebaikan mu.

Mintalah pengertian Beliauagar Beliau bersabardan tetap mencintai mudengan naik dan turun hati mu,karena engkau sedang belajaruntuk selalu memperbarui iman mu.

Katakanlah bahwa engkau telah mengertibahwa semua upaya dan hasil mu tidak pentingbila dalam pencapaiannyaengkau menjauh dari-Nya.

Berjanjilah kepada Tuhan mu,bahwa dalam keraguan mu yang akan datang,engkau akan menjaga diri mubermanja-manja dekat dengan-Nya;karena engkau tahubahwa bila Beliau berkenantidak ada yang tidak akan Beliau berikankepada mu,meskipun apa pun, karenaengkau adalah kekasih Tuhan.

Bila Beliau berkenan.

Seberapa jauh pun perjalanan mu,engkau akan sampai bila engkau dekat dengan-Nya.

Seberapa sulit pun pencarian mu,engkau akan menemukanbila engkau mencari.

Seberapa jauh pun engkau hilang,engkau akan dicari dan ditemukanbila engkau mencarikan jalanbagi saudara mu yang kehilangan jalan.

Maka bila kegelisahan datang lagi kepada mu,sambutlah ia dengan penghormatan bagai kepada tamuyang membutuhkan pengertian baik.

Sesungguhnya,kegelisahan mu hanyalah kekuatan muyang sedang kebingungan.

Maka, damaikanlah diri mu.

Pulihkanlah jiwa mukepada keindahan asli mu.

Keindahan jiwa muadalah sumber dari semua kekuatan mu.

Di Manakah Kebahagian ?

Kebahagiaan adalah suatu kata yang begitu singkat, memiliki makna yang sangat luas. Sebuah kata yang maknanya didambakan semua makhluk yang bernama manusia.

Banyak jalan yang ditempuh oleh manusia untuk memiliki makna yang terdapat dalam kata bahagia. Kebahagiaan laksana barang hilang yang dicari-cari oleh kebanyakan manusia. Ia akan dicari dalam setiap masa dan tempat.

Dengan berbagai cara, manusia mencari kebahagiaan. Ada yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, ada pula yang mengejar popularitas.

Di  Manakah Kebahagian ? Apakah kebahagiaan itu terdapat  pada kekayaan dan kemewahan hidup? Tidak sedikit manusia yang memliki asumsi demikian, mereka mengira bahwa kebahagiaan terdapat pada kekayaan, kemewahan hidup, harta yang melimpah ruah, dan kesejahteraan hidup.
Tapi kenyataannya, persepsi ini bahkan terkadang terbalik. Harta yang melimpah, ketenaran, akan menjadi bencana bagi pemiliknya di akhirat.
Allah سبحانه وتعلى berfirman tentang orang munafik, "Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir." (QS. At-Taubah: 55).
Siksa yang dimaksud  dalam ayat ini adalah kesengsaraan, rasa sakit, keresahan dan penyakit. Kasus inilah yang menimpa orang yang menjadikan harta dan dunia sebagai cita-cita utamanya dan puncak asanya. Dia akan selalu sakit hati, terkena tekanan jiwa, bingung, pikiran dan nuraninya tidak tenteram.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah menggambarkan jiwa tersebut dalam satu sabdanya,

مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ
“Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai cita-citanya, maka Allah akan menjadikan dia orang yang kaya hati, mengumpulkan kekuatannya, dan dunia akan mendatanginya sedangkan dia tidak suka. Dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-citanya Allah akan menjadikan kefakiran di depan kedua bola matanya, mencerai-beraikan kekuatannya. Dan dia dikarunai dunia tidak lebih lebar dari kadar yang memang sudah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmizdi. Dinyatakan shahih oleh Al Albani).
Harta bisa saja membawa kebahagiaan, asalkan memenuhi kedua syarat berikut ini:
Pertama; harta benda yang halal, yang didapatkan oleh seseorang atas kerja keras dan keringatnya sendiri.
Kedua; harta yang tidak digunakan untuk kejahatan.
Jika kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka harta hanya akan menjadi bencana bagi pemilkinya.
Sumber Kebahagiaan Hakiki Islam sebagi din yang sempurna telah memberikan kepada ummat manusia jalan atau cara untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Dan di antara sumber kebahagiaan tersebut adalah:
1. Kebahagiaan terdapat pada keimanan Kebahagiaan tidak terletak pada harta yang melimpah ruah, tidak juga pada pangkat yang tinggi, bukan pula pada jumlah anak yang banyak, bukan karena keberhasilan mendapatkan kepentingan dan tidak pula pada ilmu material.
Kebahagiaan adalah sesuatu yang timbul dari diri manusia, tidak datang dari luar manusia. Jika kebahagiaan diibaratkan pohon, maka tempat tumbuhnya adalah jiwa dan hati manusia, sementara percaya kepada Allah سبحانه وتعلى dan hari akhir adalah tempat tinggalnya, makanannya, ventilasinya, cuacanya, dan cahanya.
Orang yang tidak beriman kepada Allah سبحانه وتعلى, sebagi tempat bertumpu, tempat bersandar dan sebagai pemberi pertolongan saat berada dalam kesulitan, maka dia laksana bangunan tanpa pondasi dan rumah tanpa tiang. Karenanya, kita melihat orang yang paling sengsara dalam hidup ini adalah mereka yang banyak membangkang. Mereka memiliki harta benda yang melimpah ruah, memperoleh rejeki yang banyak, tapi jika tertimpa musibah mereka pasti gelisah. Karena sudah menjadi tabiat jiwa pasti takut kehilangan sesuatu yang ia miliki.
Iman adalah tempat bertumpu manusia yang dapat dipercaya, yang dapat dijadikan tempat berlindung jika kehidupan ditimpa badai dan dikelilingi kegelapan.
2. Kebahagiaan terdapat pada ketenangan jiwa. Diyakini bahwa ketenangan jiwa merupakan sumber utama yang dapat melahirkan kebahagiaan.
Selama di dunia, orang non Muslim disibukkan dengan keinginan dan tujuan yang beraneka ragam. Dia kebingungan, bagaimana dia harus menyinkronkan antara memenuhui keninginan hawa nafsunya dan mengikuti tuntutan masyarakat di sekitarnya. Sementara orang Mukmin terlepas dan terbebaskan dari semua itu, dan mengakumulasikan seluruh targetnya dalam satu target, yaitu untuk mendapatkan ridha Allah سبحانه وتعلى. Dia tidak peduli apakah manusia ridha atau murka. Yang penting Allah سبحانه وتعلىridha.
Tidak ada yang lebih lapang dari dada dan hati seorang Mukmin dan tidak ada yang lebih sempit dari dada seorang yang membangkang dan meragukan keberadaan Allah سبحانه وتعلى dan hari akhir.
"Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha: 22-23).
Dan di antara faktor utama yang bisa membuat seseorang kehilangan ketenangan jiwa (resah) adalah orang yang menyesali masa lalunya. Tidak mau menerima realita dan pesimis terhadap masa depan.
3. Kebahagiaan terdapat pada qanaah dan wara' Qanaah adalah sikap menerima apa adanya. Adapun wara' adalah sikap berhati-hati terhadap segala hal yang dilarang oleh Allah سبحانه وتعلى dan hal-hal yang tidak jelas halal haramnya (syubhat).
Orang-orang yang qanaah mau dengan lapang dada mengambil bagian terkecil dari kenikmatan yang diberikan kepada mereka untuk menyisakan bagian kepada orang lain, agar ikut merasakan kebahagiaan seperti yang mereka rasakan.
Sa'ad bin Abi Waqqash pernah berkata kepada anaknya, "Hai, Anakku! Jika kamu menginginkan kekayaan, maka carilah dengan qanaah. Jika kamu tidak memiliki sifat qanaah, kamu tidak akan pernah merasa kaya, meski sudah memiliki harta sebanyak apa pun."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Barangsiapa di antara kalian merasa hatinya tenteram, jasmaninya sehat, dan tercukupi kebutuhan sehari-harinya, maka seolah-olah dikumpulkan untuknya dunia dan seluruh isinya." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dinayatakan hasan oleh Al Albani).
Betapa bahagianya orang yang dikaruniakan nikmat oleh Allah سبحانه وتعلى sementara dia termasuk bagian dari orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat.
4. Kabahagiaan ada pada kepandaian mensyukuri nikmat Sebagai salah satu bentuk kelalaian adalah jika kita baru merasakan nikmat Allah سبحانه وتعلى setelah nikmat tersebut lenyap dari hadapan kita, padahal kita tahu bahwa nikmat bisa kekal dengan cara disyukuri. Dan dia akan hilang dengan pengingkaran.

Allah سبحانه وتعل berfirman, artinya: "Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7).
Abu Hazim berkata, ”Setiap nikmat yang tidak membuat orang yang menerimanya lebih dekat kepada Allah, maka nikmat tersebut merupakan musibah."
5. Kebahagiaan ada pada rasa malu Malu adalah sikap menahan dan menghindarkan diri untuk melakukan semua hal yang tidak disukai Sang Khalik.
Rasa malu dapat memproteksi seseorang agar tidak terjerumus ke dalam lumpur dosa dan kemungkaran. Orang yang tidak mempunyai rasa malu tidak akan pernah melakukan bentuk kebaikan dan keutamaan apa pun.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

الْحَيَاءُ مِنْ الْإِيمَانِ وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَالْبَذَاءُ مِنْ الْجَفَاءِ وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ
”Rasa malu itu bagian dari iman, sedangkan orang yang beriman dijamin masuk surga. Ucapan tidak sopan bagian dari bentuk perangai yang kasar, orang yang mempunyai perangai  kasar tempatnya di neraka." (HR. Ahamad dan Tirmdzi).
Seorang bijak pernah berkata, “Barangsiapa yang mengenakan pakaian malu maka orang-orang tidak akan pernah melihat celanya.”
Wallahu Haadi li Ahsanil Akhlaaq (Al Fikrah) 



BAHAYA TIDUR DENGAN LAMPU MENYALA

Dari Jabir bin Abdullah radiallahu ‘anhu,dia berkata,’Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Tutuplah bejana, dan tutuplah pintu-pintu rumahmu, serta matikanlah lampu-lampu, karena tikus terkadang menarik sumbu lampu dan menyebabkan kebakaran pemilik rumah.”[HR. Bukhari]

assalamualaikum warohmatulohi wabarokathu
untuk pembuka gw pengen ngucapin kalimat semangat untuk tetap mencari ilmu bahkan ilmu itu lebih pentig di banding shalat sunnah ydh dh dnger aja ya gan cerita ane nh.

klo diperhatikan kayaknya simple2 aja yach hadistnya tapi ternyata adabnya rasul itu menyimpan sejuta hikmah dan kebaikan buat umatnya yang kelak akan senantiasa mengikutinya.gak ragu dh dia sebaik baiknya idola.
simplenya tuh w dulu mikir rasul suruh kita suruh matiin lampu soalnya rasul dan alloh gak suka sesuatu yang jadi mubazir.lagian pas tidur mata tertutup sama sama gelap kenapa harus dinyalain gak penting juga mending di matiin biar rada irit bayar listrik tetapi ternya ada hal lain yang membuat rasul menyuruh kita seperti itu baca tulisan dan penjelasannya agar semakin percaya

Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.


Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.


Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.

Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.

Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.

Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.

nh kan seru moga bermanfaat yach buat agan agan semua,oh iya rasul tuh jarang kena penyakit malah selama hidupnya cuman bisa di itung pake jari lah kalau dia pernah sakit.oleh karena itu orang pintar ikuti sunnah rasul kita nabi muhammad SAW

akhir kata wassalamualaikum warohmathulohi wabarokhatu

DELAPAN AKIBAT MAKSIAT

“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah..”
(Q.S. al Baqarah, 2: 286).
Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa. Dosa yang dilakukan pun kemudian memberikan bekas pada hati dan kehidupan. Sadar atau tidak, hati menjadi tidak tenang dan kesulitan demi kesulitan sepertinya selalu datang.
Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk selalu berbenah, memperbaharui iman agar tidak terus menerus terjebak dalam dosa.
Dosa yang kita lakukan pasti akan mengakibatkan efek pada sisi lain dalam kehidupan kita. Menurut Ibnu Qayyim al Jauziyyah, jika kita bermaksiat maka akan mengakibatkan delapan hal :
1. Menghalangi ilmu.
Ilmu adalah sinar yang diletakkan Allâh di hati, sedangkan maksiat akan memadamkan sinar tersebut. Imam Syafi’I pernah mengeluh kepada gurunya betapa susahnya dia menghafal. Gurunya, Waki’ menasihatinya agar meninggalkan maksiat, ”Ketahuilah bahwa ilmu itu anugerah dan anugerah Allâh tidak diberikan kepada pelaku maksiat.”
2. Menghalangi rezeki.
Jika kita bertaqwa kepada Allâh Dia akan membuka pintu Rahmat-Nya. Sedangkan jika bermaksiat, kita akan mendapatkan kehidupan yang sempit. Dalam kitab Musnad disebutkan,”Sesungguhnya seorang hamba tidak mendapatkan rezeki karena dosa yang dikerjakannya.”
3. Menimbulkan kerisauan dan kesepian dalam hati.
Setiap orang pasti tidak ingin menjadi pribadi yang selalu risau dan kesepian. Kemaksiatan membuat kita selalu was-was, semakin sepi, semakin jauh dari majelis pengajian, semakin jauh hati kita dari ayat-ayat Allâh . Maksiat membuat kita selalu risau, hati merasa sepi dan gersang.
4. Mendatangkan kesulitan.
Hidup orang yang maksiat akan sulit. Kesulitan dalam hidup akan membawa kita pada stress dan stress akan membawa kita pada ketidakseimbangan.
5. Menimbulkan kegelapan dalam hati.
Kata Imam Ibnu Qayyim, kegelapan hati akan dirasakan seseorang seperti gelapnya malam. Bila dia diberi petunjuk, kegelapan maksiatnya masuk menutupi hatinya, seperti perasaan menutupi penglihatan, setiap kali kegelapan menimpa, kita pun akan kebingungan, akhirnya kita akan terjebak dalam lembah dosa.
6. Melemahkan hati dan badan.
Kemaksiatan akan mempengaruhi hati dan badan kita. Seorang pelaku maksiat, walau badannya kuat, dia akan terlihat lemah. Itu karena hatinya yang kotor diselimuti dosa. Dalam peperangan, kita menyaksikan, pasukan Islam dengan jumlah sedikit sangat sering mengalahkan pasukan kafir yang berlipat-lipat jumlahnya, hal itu karena faktor iman dan jauh dari kemaksiatan.
7. Menghalangi ketaatan.
Seorang pendosa akan tidak taat kepada Allâh . Dia selalu jauh dari sinar taat karena maksiat yang dilakukannya setiap hari.
8. Mengurangi umur dan mengikis berkah.
Kebaikan akan menambah umur, sedangkan kejahatan akan mengurangi umur. Umur manusia yang produktif adalah umur yang digunakan untuk taat beribadah, selain itu berarti umurnya tidak berbarokah. Barulah dia sadar kalau hidupnya sudah berakhir.
Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini”. ( Q.S. Al-Fajr, 8:24 )
Kedelapan akibat maksiat tadi penting sekali kita tafakuri bersama. Betapa sering hari-hari kita terjangkiti virus maksiat. Di rumah dengan televisi, di lingkungan dengan penglihatan dan pendengaran yang diharamkan, di tempat kerja dan di mana pun kemaksiatan akan mengelilingi kita.
Karena itu, waspadalah …… waspadalah ,,,, !

Wednesday, March 21, 2012

Lidah Tak Bertulang **

Lidah Tak Bertulang

Banyak orang merasa bangga dengan kemampuan lisannya (lidah) yang begitu fasih berbicara. Bahkan tak sedikit orang yang belajar khusus agar memiliki kemampuan bicara yang bagus. Lisan memang karunia Allah yang demikian besar. Dan ia harus selalu disyukuri dengan sebenar-benarnya. Caranya adalah dengan menggunakan lisan untuk bicara yang baik atau diam. Bukan dengan mengumbar pembicaraan semau sendiri.

Orang yang banyak bicara bila tidak diimbangi dengan ilmu agama yang baik, akan banyak terjerumus ke dalam kesalahan. Karena itu Allah dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita lebih banyak diam. Atau kalaupun harus berbicara maka dengan pembicaraan yang baik. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Al-Ahzab: 70)

Rasulullah bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari hadits no. 6089 dan Al-Imam Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah)

Lisan (lidah) memang tak bertulang, sekali engkau gerakkan sulit untuk kembali pada posisi semula. Demikian berbahayanya lisan, hingga Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam menggunakannya.

Dua orang yang berteman penuh keakraban bisa dipisahkan dengan lisan. Seorang bapak dan anak yang saling menyayangi dan menghormati pun bisa dipisahkan karena lisan. Suami istri yang saling mencintai dan saling menyayangi bisa dipisahkan dengan cepat karena lisan. Bahkan darah seorang muslim dan mukmin yang suci serta bertauhid dapat tertumpah karena lisan. Sungguh betapa besar bahaya lisan.

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6092)

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6091 dan Muslim no. 6988 dari Abu Hurairah )

Al-Imam An-Nawawi mengatakan:

“Hadits ini (yakni hadits Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim) teramat jelas menerangkan bahwa sepantasnya bagi seseorang untuk tidak berbicara kecuali dengan pembicaraaan yang baik, yaitu pembicaraan yang sudah jelas maslahatnya dan kapan saja dia ragu terhadap maslahatnya, janganlah dia berbicara.” (Al-Adzkar hal. 280, Riyadhus Shalihin no. 1011)

Al-Imam Asy-Syafi’i ?mengatakan:

“Apabila dia ingin berbicara hendaklah berpikir dulu. Bila jelas maslahatnya maka berbicaralah, dan jika dia ragu maka janganlah dia berbicara hingga nampak maslahatnya.” (Al-Adzkar hal. 284)

Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi mengatakan:

“Ketahuilah, setiap orang yang telah mendapatkan beban syariat, seharusnya menjaga lisannya dari semua pembicaraan, kecuali pembicaraan yang sudah jelas maslahatnya. Bila keadaan berbicara dan diam sama maslahatnya, maka sunnahnya adalah menahan lisan untuk tidak berbicara. Karena pembicaraan yang mubah bisa menarik kepada pembicaraan yang haram atau dibenci, dan hal seperti ini banyak terjadi. Keselamatan itu tidak bisa dibandingkan dengan apapun.”

Keutamaan Menjaga Lisan

Memang lisan tidak bertulang. Apabila keliru menggerakkannya akan mencampakkan kita dalam murka Allah yang berakhir dengan neraka-Nya. Lisan akan memberikan ta’bir (mengungkapkan) tentang baik-buruk pemiliknya. Inilah ucapan beberapa ulama tentang bahaya lisan:

1. Anas bin Malik: “Segala sesuatu akan bermanfaat dengan kadar lebihnya, kecuali perkataan. Sesungguhnya berlebihnya perkataan akan membahayakan.”

2. Abu Ad-Darda’: “Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang yaitu orang yang diam namun berpikir atau orang yang berbicara dengan ilmu.”

3. Al-Fudhail: “Dua perkara yang akan bisa mengeraskan hati seseorang adalah banyak berbicara dan banyak makan.”

4. Sufyan Ats-Tsauri: “Awal ibadah adalah diam, kemudian menuntut ilmu, kemudian mengamalkannya, kemudian menghafalnya lantas menyebarkannya.”

5. Al-Ahnaf bin Qais: “Diam akan menjaga seseorang dari kesalahan lafadz (ucapan), memelihara dari penyelewangan dalam pembicaraan, dan menyelamatkan dari pembicaraan yang tidak berguna, serta memberikan kewibawaan terhadap dirinya.”

6. Abu Hatim: “Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya. Bila dia ingin berbicara, dia mengembalikan ke hatinya terlebih dulu, jika terdapat (maslahat) baginya maka dia akan berbicara. Dan bila tidak ada (maslahat) dia tidak (berbicara). Adapun orang yang jahil (bodoh), hatinya berada di ujung lisannya sehingga apa saja yang menyentuh lisannya dia akan (cepat) berbicara. Seseorang tidak (dianggap) mengetahui agamanya hingga dia mengetahui lisannya.”

7. Yahya bin ‘Uqbah: “Aku mendengar Ibnu Mas’ud berkata: ‘Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain-Nya, tidak ada sesuatu yang lebih pantas untuk lama dipenjarakan dari pada lisan.”

8. Mu’arrifh Al-‘Ijli: “Ada satu hal yang aku terus mencarinya semenjak 10 tahun dan aku tidak berhenti untuk mencarinya.” Seseorang bertanya kepadanya: “Apakah itu wahai Abu Al-Mu’tamir?” Mua’arrif menjawab: “Diam dari segala hal yang tidak berfaidah bagiku.”
(Lihat Raudhatul ‘Uqala wa Nuzhatul Fudhala karya Abu Hatim Muhamad bin Hibban Al-Busti, hal. 37-42)

Buah Menjaga Lisan

Menjaga lisan jelas akan memberikan banyak manfaat. Di antaranya:

1. Akan mendapat keutamaan dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48)

2. Akan menjadi orang yang memiliki kedudukan dalam agamanya.

Dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah ketika ditanya tentang orang yang paling utama dari orang-orang Islam, beliau menjawab:

“(Orang Islam yang paling utama adalah) orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 11 dan Muslim no. 42)

Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali mengatakan: “Hadits ini menjelaskan larangan mengganggu orang Islam baik dengan perkataan ataupun perbuatan.” (Bahjatun Nazhirin, 3/8)

3. Mendapat jaminan dari Rasulullah untuk masuk ke surga.

Rasulullah bersabda dalam hadits dari Sahl bin Sa’d:

“Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga).” (HR. Al-Bukhari no. 6088)

Dalam riwayat Al-Imam At-Tirmidzi no. 2411 dan Ibnu Hibban no. 2546, dari shahabat Abu Hurairah , Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari kejahatan apa yang ada di antara dua rahangnya dan kejahatan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka dia akan masuk surga.”

4. Allah akan mengangkat derajat-Nya dan memberikan ridha-Nya kepadanya.

Rasulullah bersabda dalam hadits dari Abu Hurairah:

“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari apa yang diridhai Allah yang dia tidak menganggapnya (bernilai) ternyata Allah mengangkat derajatnya karenanya.” (HR. Al-Bukhari no. 6092)

Dalam riwayat Al-Imam Malik, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali dalam Bahjatun Nazhirin (3/11), dari shahabat Bilal bin Al-Harits Al-Muzani bahwa Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.”

Demikianlah beberapa keutamaan menjaga lisan. Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dan diberi kemampuan untuk mengejar keutamaan tersebut.

Wallahu a’lam.

Bila Jodoh tak Kunjung Tiba !

Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Menanti adalah hal yang paling membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu “Kapan aku menikah ??“.
Resah dan gelisah kian menghantui hari-harinya. Manakala usia telah melewati kepala tiga, sementara jodoh tak kunjung datang. Apalagi jika melihat disekitarnya, semua teman-teman seusianya, bahkan yang lebih mudah darinya telah naik ke pelaminan atau sudah memiliki keturunan. Baginya, ini suatu kenyataan yang menyakitkan sekaligus membingungkan. Menyakitkan tatkala masyarakat memberinya gelar sebagai “bujang lapuk” atau”perawan tua” , “tidak laku“.Membingungkan tatkala tidak ada yang mau peduli dan ambil pusing dengan masalah yang tengah dihadapinya.

Apalagi anggapan yang berkembang di kalangan wanita, bahwa semakin tua usia akan semakin sulit mendapatkan jodoh. Sehingga menambah keresahan dan mengikis rasa percaya diri. Sebagian wanita yang masih sendiri terkadang memilih mengurung diri dan hari-harinya dihabiskan dengan berandai-andai.

Ini adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri sebab hal ini bisa saja terjadi pada saudari kita, keponakan, sepupu atau keluarga kita. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini, tingginya batas mahar dan uang nikah yang ditetapkan. Hal ini banyak terjadi dinegeri kita -khususnya di daerah sulawesi-. Telah banyak kisah para pemuda yang sudah ingin sekali menikah, mundur dari lamarannya hanya karena tidak mampu menghadapi mahar yang ditetapkan. Setan pun mendapatkan celah untuk menggelincirkan anak-anak Adam sehingga melakukan perkara-perkara terlarang mulai dari kawin lari sampai pada perbuatan-perbuatan yang hina (zina), bahkan sampai menghamili sebagai solusi dari semua ini. Padahal agama yang mulia ini telah menjelaskan bahwa jangankan zina, mendekati saja diharamkan,

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”. (QS. Al-Israa’:32 )

Al-Allamah Muhammad bin Ali Asy-Syaukaniy-rahimahullah- berkata, “Di dalam larangan dari mendekati zina dengan cara melakukan pengantar-pengantarnya terdapat larangan dari zina –secara utama-, karena sarana menuju sesuatu, jika ia haram, maka tujuan tentunya haram menurut konteks hadits”.[Lihat Fathul Qodir (3/319)]

Pembaca yang budiman, sesungguhnya islam adalah agama yang mudah; Allah I telah anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat bagi mereka. Hal ini nampak jelas dari syari’at-syari’at dan aturan yang ada di dalamnya, dipenuhi dengan rahmat, kemurahan dan kemudahan. Allah I telah menegaskan di dalam kitab-Nya yang mulia,

“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)“. (QS.Thohaa :1-3)

Allah berfirman :

“Allah tidak menghendaki menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur.”(QS. : Al-Maidah: 6)

Namun sangat disayangkan kalau kemudahan ini, justru ditinggalkan. Malah mencari-cari sesuatu yang sukar dan susah sehingga memberikan dampak negatif dalam menghalangi kebanyakan orang untuk menikah, baik dari kalangan lelaki, maupun para wanita, dengan meninggikan harga uang pernikahan dan maharnya yang tak mampu dijangkau oleh orang yang datang melamar. Akhirnya seorang pria membujang selama bertahun-tahun lamanya, sebelum ia mendapatkan mahar yang dibebankan. Sehingga banyak menimbulkan berbagai macam kerusakan dan kejelekan, seperti menempuh jalan berpacaran. Padahal pacaran itu haram, karena ia adalah sarana menuju zina. Bahkan ada yang menempuh jalan yang lebih berbahaya, yaitu jalan zina !!

Di sisi yang lain, hal tersebut akan menjadikan pihak keluarga wanita menjadi kelompok materealistis dengan melihat sedikit banyaknya mahar atau uang nikah yang diberikan. Apabila maharnya melimpah ruah, maka merekapun menikahkannya dan mereka tidak melihat kepada akibatnya; orangnya jelek atau tidak yang penting mahar banyak !! Jika maharnya sedikit, merekapun menolak pernikahan, walaupun yang datang adalah seorang pria yang diridhoi agamanyadan akhlaknya serta memiliki kemampuan menghidupi istri dan anak-anaknya kelak. Padahal Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-telah mamperingatkan,

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِيْنَهُ فَزَوِّجُوْهُ . إِلَّا تَفْعَلُوْا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِيْ الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ

“Jika datang seorang lelaki yang melamar anak gadismu, yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah (musibah) dan kerusakan yang merata dimuka bumi “[HR.At-Tirmidziy dalam Kitab An-Nikah(1084 & 1085), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah(1967). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1022)]

Jadi, yang terpenting dalam agama kita adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan sekedar kekayaan dan kemewahan. Sebuah rumah yang berhiaskan ketaqwaan dan kesholehan dari sepasang suami istri adalah modal surgawi, yang akan melahirkan kebahagian, kedamaian, kemuliaan, dan ketentraman. Namun sangat disayangkan sekali, realita yang terjadi di masyarakat kita, jauh dari apa yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hanya karena perasaan “malu” dan “gengsi” hingga rela mengorbankan ketaatan kepada Allah; tidak merasa cukup dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan dalam syari’at-Nya. Mereka melonjakkan biaya nikah, dan mahar yang tidak dianjurkan di dalam agama yang mudah ini. Akhirnya pernikahan seakan menjadi komoditi yang mahal, sehingga menjadi penghalang bagi para pemuda untuk menyambut seruan Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya“. [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa’iy (2246)]

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah menganjurkan umatnya untuk mempermudah dan jangan mempersulit dalam menerima lamaran dengan sabdanya,

مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَسْهِيْلُ أَمْرِهَا وَقِلَّةُ صَدَاقِهَا

“Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (2231)]

Oleh karena itu, pernah seseorang datang kepada Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- seraya berkata,”Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita.” Beliau bersabda, “Engkau menikahinya dengan mahar berapa?” orang ini berkata:”empat awaq (yaitu seratus enam puluh dirham)”. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

عَلَى أَرْبَعِ أَوَاقٍ ؟ كَأَنَّمَا تَنْحِتُوْنَ الْفِضَّةَ مِنْ عَرْضِ هَذَا الْجَبَلِ مَا عِنْدَنَا مَا نُعْطِيْكَ وَلَكِنْ عَسَى أَنْ نَبْعَثَكَ فِيْ بَعْثٍ تُصِيْبُ مِنْهُ

“Dengan empat awaq (160 dirham)? Seakan-akan engkau telah menggali perak dari sebagian gunung ini. Tidak ada pada kami sesuatu yang bisa kami berikan kepadamu. Tapi mudah-mudahan kami dapat mengutusmu dalam suatu utusan (penarik zakat) ; engkau bisa mendapatkan (empat awaq tersebut)“. [HR, Muslim(1424)].

Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An-Nawawiy-rahimahullah- berkata tentang sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang kami huruf tebalkan, “Makna ucapan ini, dibencinya memperbanyak mahar hubungannya dengan kondisi calon suami“.[Lihat Syarh Shohih Muslim (6/214)]

Perkara meninggikan mahar, dan mempersulit pemuda yang mau menikah, ini telah diingkari oleh Umar -radhiyallahu ‘anhu-. Umar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

أَلَا لَا تَغَالُوْا بِصُدُقِ النِّسَاءِ فَإِنَّهَا لَوْ كَانَتْ مَكْرَمَةً فِيْ الدُّنْيَا أَوْ تَقْوًى عِنْدَ اللهِ لَكَانَ أَوْلَاكُمْ بِهَا النََّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَصْدَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِمْرَأَةً مِنْ نِسَائِهِ وَلَا أُصْدِقَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ بَنَاتِهِ أَكْثَرَ مِنْ ثِنْتَيْ عَشَرَ أُوْقِيَةٌ

“Ingatlah, jangan kalian berlebih-lebihan dalam memberikan mahar kepada wanita karena sesungguhnya jika hal itu adalah suatu kemuliaan di dunia dan ketaqwaan di akhirat, maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah orang yang palimg berhak dari kalian. Tidak pernah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memberikan mahar kepada seorang wanitapun dari istri-istri beliau dan tidak pula diberi mahar seorang wanitapun dari putri-putri beliau lebih dari dua belas uqiyah (satu uqiyah sama dengan 40 dirham)” .[HR.Abu Dawud (2106), At-Tirmidzi(1114),Ibnu Majah(1887), Ahmad(I/40&48/no.285&340). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3204)]

Pembaca yang budiman, pernikahan memang memerlukan materi, namun itu bukanlah segala-galanya, karena agungnya pernikahan tidak bisa dibandingkan dengan materi. Janganlah hanya karena materi, menjadi penghalang bagi saudara kita untuk meraih kebaikan dengan menikah. Yang jelas ia adalah seorang calon suami yang taat beragama, dan mampu menghidupi keluarganyanya kelak. Sebab pernikahan bertujuan menyelamatkan manusia dari perilaku yang keji (zina), dan mengembangkan keturunan yang menegakkan tauhid di atas muka bumi ini.

Oleh karena itu, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- perkah bersabda,

ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُ الْغَازِيْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ التَّعَفُّفَ

“Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri”. [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa’iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3089)]

Orang tua yang bijaksana tidak akan tentram hatinya sebelum ia menikahkan anaknya yang telah cukup usia. Karena itu adalah tanggung-jawab orang tua demi menyelamatkan masa depan anaknya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran orang tua semua untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Ingatlah sabda Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ

“Agama adalah mudah dan tidak seorangpun yang mempersulit dalam agama ini, kecuali ia akan terkalahkan“. [HR. Al-Bukhary (39), dan An-Nasa’iy(5034)]

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan umatnya untuk menerapkan prinsip islam yang mulia ini dalam kehidupan mereka sebagaimana dalam sabda Beliau,

يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا

“permudahlah dan jangan kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari“. [HR.Al-Bukhary(69& 6125), dan Muslim(1734)]

Syaikh Al-Utsaimin-rahimahullah- berkata, “Kalau sekiranya manusia mencukupkan dengan mahar yang kecil, mereka saling tolong menolong dalam hal mahar(yakni tidak mempersulit) dan masing-masing orang melaksanakan masalah ini, niscaya masyarakat akan mendapatkan kebaikan yang banyak, kemudahan yang lapang, serta penjagaan yang besar, baik kaum lelaki maupun wanitanya

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milik Kita!

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. Sungguh semua itu telah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.
Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.
Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.
Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rizki, jabatan atau kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)
Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: "Pokoknya harus dia Ya Allah! Harus dia, karena aku sangat mencintainya. " Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalau pun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah karena niat kita yang terkotori.
Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)
Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu, bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang Mu’min tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak.
Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milik kita!

Tuesday, March 20, 2012

SAVE_PALESTINA

kampanye ini saya sampaikan sebagai keprihatinan saya terhadap rakyat palestina yang merupakan saudara muslim kita,.tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk menghentikan penjajahan israel terhadap palestina, yang bisa saya lakukan dan saya sarankan adalah menghentikan konsumsi kita terhadap produk-2 israel atau produk yang men-sponsori penjajahan israel atas palestina.
jika anda benci dengan tindakan israel yang menyerang saudara kita di Palestina. Ayo kita rame2 boikot produknya amerika dan israel.Ayo bantu dan dukung saudara-saudara muslim kita di palestina