Sunday, February 14, 2016

Kisah Nabi LUTH di negeri Sodom

Malam itu.....
Seharusnya seseorang gembira bila kedatangan tamu, namun tidak dengan seorang lelaki mulia . Beliau bahkan menyuruh mereka untuk secepatnya melanjutkan perjalanan. Tetamu yang semuanya adalah pria-pria tampan yang mencengangkan putri-putrinya itu malah memilih untuk bermalam di rumah beliau.

Nabi Luth berada dipuncak kecemasannya, dan berharap agar beliau memiliki kekuatan untuk melindungi tetamunya. Kepada anak - anak perempuan dan istrinya, beliau menyuruh mereka merahasiakan kedatangan pria-pria asing itu dari kaumnya yang berperilaku sodom. Namun sang istri yang durhaka diam-diam pergi dan memberitahukan peristiwa itu, maka berdatanganlah mereka dan menggedor-gedor pintu rumah sang nabi.

Terjadilah perdebatan, nabi lebih memilih menyerahkan anak-anak gadisnya untuk dinikahi, daripada merusak kehormatan tamu-tamunya. Namun mereka dengan lantang berseru bahwa tak memiliki hasrat kepada wanita, dan meminta nabi luth menyerahkan tetamunya....

Luth tak berhenti menyadarkan mereka untuk takut kepada Allah dan menyuruh mereka bertaubat sebelum datang adzab yang pedih. Namun yang terjadi adalah kemarahan kaumnya yang semakin tersulut dan mereka hendak mendobrak pintu rumah nabi yang kokoh itu.

Dalam situasi yang hampir tak terkendalikan, para lelaki tamu nabi itu pun menjelaskan jati diri mereka yang ternyata adalah Malaikat Jibril dan beberapa Malaikat yang lain. Ketika pintu terbelah, kaum nista itu tak melihat apa pun, mata-mata mereka dibutakan.
Utusan Allah itu datang justru untuk memberi kabar buruk bagi kaum nabi Luth. Beliau diperintahkan untuk meninggalkan negeri, bersama keluarga dan segelintir yang beriman, tanpa boleh menengok kebelakang di waktu tengah malam.

Akhirnya waktu subuh pun tiba, tatkala nabi Luth dan rombongan telah berada jauh meninggalkan batas kota, terkecuali istrinya yang khianat, yang berjalan perlahan sambil menengok kebelakang, melanggar perintah Allah untuk tidak berbalik melihat proses datangnya adzab, maka diapun turut binasa....

Ketika adzab datang, Luth dan rombongan hanya bisa mendengarkan suara gemuruh dan suara-suara lengkingan yang sangat menakutkan. Menurut Para Ulama, belum pernah ada adzab sekeras itu dimana seluruh kota diangkat oleh jibril dan dihempaskan secara terbalik, kemudian mereka dihujani batu-batu dari neraka silih berganti yang panasnya tak terkira, hingga seluruh kota tertutup dengan hujan batu api......

Terkubur hidup-hidup, dalam keadaan lalai di waktu subuh, tak ada satu pun mahluk tersisa, tidak anak, juga hewan ternak.......
Mereka binasa terpanggang dibalik tumpukan batu-batu api, dengan berbagai posisi persenggamaan yang menjijikkan antara lelaki dengan lelaki, lelaki dengan anak, wanita dengan wanita.....wal iyyadzubiLlah.....

Tamatlah kota syahwat....
Semua jenis penyelisihan tabiat dibenamkan kedalam bumi 1600 tahun yang lalu...

Dan nabiuLlah Luth alaihisalam, melanjutkan perjalanan menemui nabi Ibrahim, dan mengisahkan kejadian, yang ternyata telah diketahui pula oleh KhaliluLlah Ibrahim Alaihisalam....
Mereka pun melanjutkan da'wah, menyeru manusia ke jalan Allah azza Wa Jalla........

Allahu a'lam
sumber:

Disusun oleh : Ozye Al Mahdaly

Tuesday, February 9, 2016

kisah penuh hikmah

Seorang suami bertanya pada istrinya : " Sudah shalat ashar ? "belum, jawab istrinya pendek . Suami bertanya lagi : " kok belum shalat,?" ketus istrinya menjawab : " aku baru saja pulang, capek sekali dan aku ketiduran tadi "...suaminya menimpali : " baiklah ... bangun dan shalatlah ashar dan maghrib sekaligus, sebentar lagi sudah mau masuk waktu isya "...
Pada keesokan harinya suami pergi untuk tugas ke luar kota ... seperti biasa seharusnya si suami menelpon istrinya bila telah tiba dengan selamat di tempat kerjanya . Si istri menunggu berjam2 telepon dari suaminya namun si suami tak juga menghubunginya... pemberitahuan dengan SMS singkat pun tidak ada ...si istripun mulai cemas, ini bukan kebiasaan suaminya ... ia berpraduga macam2 dan amat khawatir dengan keselamatan sang suami ... berkali2 ia mencoba menghubungi HP suaminya ... terhubung tapi tidak diangkat . Setelah beberapa jam akhirnya si suami mengangkat HP nya ... terbata2 si istri bertanya : " suamiku apakah engkau telah tiba dengan selamat ? " ... " Ya, alhamdulillah '' jawab suami pendek ... " kapan sampainya ? " si istri bertanya lagi ... cuek si suami menjawab ; " saya sampai kira2 4 jam yang lalu " ... dengan nada marah si istri berkata lagi : " 4 jam yang lalu dan tidak menghubungi aku ?? " ... masih dengan nada malas si suami menjawab : " aku merasa capek sekali dan aku ketiduran sebentar " ... si istri menimpali : " berapa menit sih kalau harus menelponku ??? cuma sebentar masa ngak bisa ??? apa ngak kedengaran bunyi HP mu waktu tadi aku menghubungi berkali2 ?? " ... " ya ... aku dengar " jawab suami ... dengan suara sedih si istri berkata ; " kok gitu sih .. apa sudah ngak sayang padaku lagi ?? " ... si suami menimpali : " aku amat sayang padamu ... tapi kemarin mengapa engkau tidak menyahuti seruan azan ashar dan bersegera shalat, bukankah shalat itu hanya sebentar, bagaimana nanti aku bila ditanya ALLAH tentang perbuatanmu itu ... apakah engkau sudah tidak sayang padaku ? " .... di ujung HP sambil teriisak si istri berkata : " engkau benar suamiku ... aku mohon maaf ... aku berjanji untuk tidak mengulanginya lagi " ... sejak saat itu si istri tidak pernah lagi mengakhirkan shalat bila telah tiba waktunya ....
Sungguh ... orang yang benar mencintaimu adalah orang mendorongmu ke depan untuk berjalan bersama di jalannya ALLAH..ia akan terus menyokongmu agar engkau tidak berpaling.,ataupun undur ke belakang..

Saturday, February 6, 2016

BAHAYA VALENTINE



Memasuki bulan Februari, kita menyaksikan banyak media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar acara-acara pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day atau biasanya disebut hari kasih sayang. Biasanya pada 14 Februari mereka saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta.
Sangat disayangkan banyak ABG khususnya teman-teman kita, para remaja putri muslimah yang terkena penyakit ikut-ikutan dan mengekor budaya Barat atau budaya ritual agama lain akibat pengaruh TV dan media massa lainnya. Termasuk dalam hal ini perayaan Hari Valentine, yang pada dasarnya adalah mengenang kembali pendeta St.Valentine. Belakangan, Virus Valentine tidak hanya menyerang remaja bahkan orang tua pun turut larut dalam perayaan yang bersumber dari budaya Barat ini. 

Sejarah Valentine 
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St.Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya.
Claudius II melihat St.Valentine meng-ajak manusia kepada agama Nashrani lalu dia memerintahkan untuk menangkapnya. Dalam versi kedua , Claudius II meman-dang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine menentang perintah ini dan terus mengada-kan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan "Dari yang tulus cintanya, Valentine." Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nashrani ber-sama 46 kerabatnya.
Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkum-pul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan " dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini."
Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat "dengan nama tuhan Ibu" dengan kalimat " dengan nama Pendeta Valentine" sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani.
Versi lain mengatakan St.Valentine di-tanya tentang Atharid, tuhan perdagangan, kefasihan, makar dan pencurian, dan Jupiter, tuhan orang Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab tuhan-tuhan tersebut buatan manusia dan bahwasanya tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al Masih, oleh karenanya ia dihukum mati. Maha Tinggi Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang dzalim tersebut.
Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi!!!
Hukum Valentine
Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi'ar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ." (HR. At-Tirmidzi).
Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir, adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu ke-mungkaran yang besar. Ibnul Qayyim berkata, "Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, "Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutu-kan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah."
Abu Waqid Radhiallaahu 'anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata,"Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath." Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, 'Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.' Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).
Adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala' dan bara' ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu'min dan membenci orang-orang kafir serta menyelisihi mereka dalam ibadah dan perilaku. Serta mengetahui bahwa sikap seperti ini di dalamnya terdapat kemas-lahatan yang tidak terhingga, sebaliknya gaya hidup yang menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yang lebih banyak.
Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang, lagi pula, menyerupai kaum kafir dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya:
" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ." (Al-Maidah:51)
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (Al-Mujadilah: 22)
"Dan janganlah belas kasihan kepada kedua pezina tersebut mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akherat." (An-Nur: 2)
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah As-Sunnah (tuntunan Allah dan Rasul-Nya). Tidak ada suatu bid'ah pun yang dihidupkan kecuali saat itu ada suatu sunnah yang ditinggalkan. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka'at shalatnya membaca,
"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pu-la jalan) mereka yang sesat." (Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela.
Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang mempe-ringatinya. Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi perayaan ini adalah dari ritual agama lain!
Hadiah yang diberikan sebagai ung-kapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.
Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.
Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan:
" Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling mengunjungi karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku." (Al-Hadits).


  • Fatwa Ulama:
Pertanyaan:
Pada akhir-akhir ini ini telah tersebar dan membudaya perayaan hari Valentine -terutama di kalangan pelajar putri, padahal ia merupakan salah satu dari sekian macam hari raya kaum Nashrani. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna merah lengkap dengan sepatu, dan mereka saling tukar mawar merah. Bagaimana hukum merayakan hari Valentine ini, dan apa pula saran dan anjuran anda kepada kaum muslimin. Semoga Allah selalu memelihara dan melindungi anda.
Jawab:
Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:
Pertama: ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam.
Kedua : ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.
Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.

Wednesday, February 3, 2016

Kebahagiaanmu Tidak Mesti Disebarkan Di Media Sosial



Jika engkau sangat menyayangi istrimu tidak mesti kau sebarkan di Media Sosial, kasihanilah hati para istri pada Orang lain yang mungkin kurang merasakan cinta dari suaminya...,
bisa jadi para istri semakin membenci suami mereka dan berangan-angan engkaulah yang menjadi suami mereka...

Jika istrimu sangat sholehah bagimu, maka tdk mesti kau sebarkan di media sosia, kasihan para suami yg kebetulan istrinya kurang sholehah, jadilah mereka semakin tersiksa dan semakin membenci istri mereka...bahkan bisa jadi berangan-angan istrimu menjadi istri mereka....

Bersyukurlah kepada Allah, namun tidak semua kenikmatan dan kebahagianmu harus dipamerkan...kawatir menyedihkan hati orang lain, dan menumbuhkan hasad pada saudaramu...

Sumber:
Oleh: Pusat Buku Sunnah

Share yuk mudah2an teman anda mendapat faedah ilmu dari status yg anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin