Wednesday, January 13, 2016

:: Bersabarlah Wahai Ibu, Waktumu Hanya Sebentar ::





















Bersabarlah wahai ibu, jika anakmu mengujimu…
dengan rumah yang tak pernah rapi
dengan gaya yang berulang-ulang hal yang ia suka
dengan manjanya
dengan aktifnya ia merangkak ke sana ke mari yang harus kau kejar dengan peluh
dengan gaya tutup mulutnya dari masakan yang kau buat....

dan dengan ocehannya-ocehan nya
Bersabarlah wahai ibu....
dengan 'perlengkapan' perang anak berupa sendok dan gunungan pasir dirumah mu
dengan robekan majalah dan tisu yang bertebaran serpihannya di mana mana
Dengan rasa percaya dirinya yang amat besar tak mau kau suapi walau belepotan
dengan celana yang silih berganti engkau ganti karena ngompol nya.
Dengan lasak nya segala rutinitas mengobrak-abrik susunan buku di dalam rak bukumu...
Bersabarlah wahai ibu....
jangan kau buat luka yang tak pernah kering dengan bentakanmu
jangan kau pupuskan harapannya dengan merendahkan percobaanya, walau hasilnya berantakan, karena kurang sabarnya kau melihat ia berlatih menyuapi dirinya
Jangan kau hambat perkembangan otaknya dengan ribuan larangan yang sebenarnya tak berbahaya bagi dirinya, hanya karena lelahnya kau rapikan peralatan percobaannya...
Bersabarlah wahai ibu....
Jangan kau paksakan didikan generasimu diturunkan padanya, yang sejatinya masanya dan masamu jauh berbeda, begitu pula kebutuhannya dan kebutuhanmu kala itu berbeda
Jangan kau tanyakan kenapa dan kenapa terus menerus ketika ia melakukan kesalahan, karrna sejatinya ia tak mengerti kesalahan yang ia perbuat.
Berlemah lembutlah dalam menegur kelalaiannya...
bukankah kelembutan menghasilkan kebaikan?
Bersabarlah wahai ibu....
belajarlah tak mengenal lelah dalam tahapan perkembangannya.
Berjiwa besarlah wahai ibu, dalam menghadapi semua kekurangannya
Pecutlah semangat perbaikan akhlakmu yang kan menyelaraskan baiknya akhlak anakmu...
Luruskanlah dan perbaharuilah setiap niatmu dalam mendidik anak, yang kelak semoga mencetak generasi berikutnya menjadi lebih baik....
karena....
Tak terasa waktu bergulir amat cepat....
Putri manismu yang dulu selalu meminta digendong ke sana ke mari...
sampai - sampai memasakpun ia merajuk untuk digendong, karena penasarannya pada apa yang ada dalam kuali....
Tak terasasuatu saat nanti  tau-tau ia sudah tumbuh dewasa dan menjadi seorang gadis yang tak bisa lagi kau gendong...
tak mau lagi kau ciumi dengan manja...
Tak memintamu lagi, untuk jalan-jalan sore, menatap daun-daun kekuningan dengan sepeda mininya lagi...
Tak bisa lagi kau ciumi wangi keringat di pagi harinya....
Ya! kini ia sudah jauuuhhh di depanmu....
Tak terasa waktu bergulir amat cepat....
dan lihat lah jua Putra anak dari saudara mu kecilmu yang dulu selalu meminta mainan baru
yang setiap pagi, seusai mandi, mengeluarkan pritilan robot robotan yang tak terbilang banyaknya di lantai ruang mainnya yang sudah kau rapikan....
Yang kadang merengek sesenggukan meminta main hujan-hujanan....
Yang dengan wajah 'sandiwara' nya memerankan jagoan kesukaannya sambil tertawa...
Kini....
Ia tak bisa lagi kau gendong...
Ia tak mau lagi kau ajak bermain kucing-kucingan...
Ia tak mampu lagi kau jewer telinganya, karena tak mendengar titahmu...
Kini lihatlah ia sudah dewasa, suaranya sudah berat dan dadanya tegap....
Ukirlah masa indah mereka dengan segunung kesabaranmu, karena masa-masa indah itu hanya sebentar, sebagaimana sebentarnya matahari terbenam di waktu senja....
catatan indra.

No comments:

Post a Comment